Total Tayangan Halaman

Senin, 25 Agustus 2014

BAYI TUA : Sudah Disapih Masih Saja "Menyusu"...


Pada saat saya menghadiri pertemuan wali mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) kemarin (24/08) ada satu "guyonan" dari pembicara yang cukup menarik...

"...Perbedaan bayi Laki2 dan bayi perempuan adalah pada saat disapih...
Bayi laki2 pada suatu saat akan menyusu lagi walaupun sudah disapih..."

(para hadirin yang tidak mengantuk terkekeh-kekeh... Hehehehehe...)

= = = = = = = = = = = = = = =
= = = = = = = = = = = = = = =
= = = = = = = = = = = = = = =

Dari sini timbul pertanyaan : Apakah bayi laki2 yang menyusu lagi setelah bertahun-tahun disapih [baca : suami] yang menyusu kepada istri akan menyebabkan hubungan persusuan?

Para ulama sepakat bahwa tidak akan menyebabkan hubungan radha' (saudara sepersusuan) / mahram karena tidak memenuhi syarat...
Adapun syarat terjadinya hubungan radha' ada 5 yaitu :
a. Usia anak yang menyusu tidak lebih dari 2 tahun Hijriyah. 

Hal ini didasarkan pada pendapat para ahli fiqh:

فَإِنَّ مِنْ شَرْطِ تَحْرِيمِ الرَّضَاعِ أَنْ يَكُونَ فِي الْحَوْلَيْنِ وَهَذَا قَوْلُ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ

“Diantara syarat pengharaman persusuan adalah di masa dua tahun. Ini adalah pendapat mayoritas ahli ilmu (Al- Mughni, vol 18, hlm 82)

b. Air susu berasal dari perempuan yang sudah berumur 9 tahun Hijriyah.
c. Keluarnya susu pada waktu masih hidup.
d. Susu yang diminum sampai ke perut besar atau otak si anak.
e. Masuknya air susu di waktu si anak dalam keadaan hidup dan tidak kurang dari lima kali susuan.

Sedangkan mengenai hubungan persusuan (rodho') suami tersebut, meskipun penyusuannya sudah menetapi syarat, namun ada satu syarat yang tidak dipenuhi untuk dapat menyebabkan terjadinya hubungan rodho' yaitu masa penyusuan. Masa penyusuan yang dapat menyebabkan hubungan rodho' adalah dua tahun, jadi jika yang disusui sudah lebih dari dua tahun maka tak bisa timbul hubungan mahrom karena penyusuan.
Dalilnya adalah firman Alloh dalam surat Al Baqoroh, Ayat 233 :

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلاَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَة َ

“ Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan “. (Q.S. Al Baqoroh : 233).

Alloh menjadikan batasan waktu dua tahun penuh sebagai kesempurnaan penyusuan,jadi jika sudah melampaui dua tahun penyusuan tersebut tak kan berpengaruh lagi.
Dalam satu riwayat dari Imam Daruquthni dijelaskan, Ibnu Abbas rodhiyallohu 'anhu mengatakan Rasulullah Bersabda ;

لاَ رَضَاعَ إِلاَّ مَا كَانَ فِي الْحَوْلَيْنِ

“ Tidak ada ( hubungan ) penyusuan kecuali dalam waktu dua tahun “. (Sunan Al-Kubro, no.15668)
Wallaahu A'lam...

Jumat, 22 Agustus 2014

NABI SIS [manusia yang lahir tanpa ibu] & SANG HYANG SIS [manusia bernasab iblis]

[...Barakallaahu lii walakum... Allaahumma Aamiiin...]

 Perdebatan Nabi Adam dan Ibu Hawa yang berujung "terciptanya" Nabi Sis dan Sang Hyang Sis...

Intinya : Allah Ta'ala menunjukkan kepada manusia bahwa ternyata Iblis dkk dapat "membantu ngrusuhi" dalam hal pencarian harta dan "pembuatan" anak...seperti dalam firmanNya :
...Wasyaarikhum fil amwaali wal aulaad...
 1. Latar Belakang Perdebatan 

Pada saat melahirkan anak,,, Nabi Adam dan Ibu Hawa selalu dikaruniai anak kembar sampai beberapa kali...

Qabil dan Iklima (berwajah tampan dan cantik, berkulit putih)...
Habil dan labuda (negro, berkulit hitam)...

Pada saat itu Syari'at yang berlaku pada zaman Nabi Adam bahwasanya saudara kandung adalah saudara yang lahir dalam satu kali kandungan... Allah Ta'ala memerintahkan Nabi Adam untuk menikahkan Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iklima...

Mengetahui hal itu maka Ibu Hawa tidak setuju alias "ngeyel" [maka dari itu jangan heran kalau wanita memang mempunyai kelebihan sifat "ngeyelan"... hehe ^_^ ]...
Ibu Hawa merasa bahwa anak yang lahir dari kandungannya adalah hasil dari maninya [ sambil bergumam : 9 bulan saya yang mengandung, merasakan sakit saat melahirkan, menyusui siang malam... laki2 cuma "methingkring" saja (kurang lebih seperti itu gumamnya) ]...

Nabi Adam pun akhirnya mengadakan pembuktian apakah yang menjadi anak itu dari mani laki2 atau mani perempuan... Nabi Adam dan Ibu Hawa mengambil mani mereka dan masing2 memasukkannya kedalam kendi... Setelah berdo'a selama kurang lebih 21 hari maka dibukalah kendi... Dengan izin Allah Ta'ala Mani Nabi adam berubah menjadi seorang anak dan mani Ibu Hawa berbau busuk...
Akhirnya Nabi Adam menang dan Menikahkan anak mereka sesuai perintah Allah Ta'ala... Nabi Adam menamakan bayi itu dengan nama Sis...
[Nabi Adam lahir tanpa ayah dan ibu...Nabi Sis lahir tanpa ibu (tercipta dari mani Nabi Adam)... Sedangkan Nabi Isa lahir tanpa ayah...]
 2. Anak Iblis

Ketika Ibu Hawa kalah maka Nabi Adam menyuruh untuk membuang maninya yang berbau busuk...
Sambil menangis Ibu Hawa berangkat untuk membuangnya.
Di tengah jalan Ibu Hawa ditemui Iblis.
Iblis : kenapa anda menangis?
Ibu Hawa : Saya kalah dari Nabi Adam...
Iblis : Ya sudah berikan kendi berisi manimu itu padaku...
Akhirnya Iblis menambahkan maninya dan menyihirnya menjadi seorang bayi laki2...
Bayi inilah yang akan menjadi Sang Hyang Sis...
 Setelah iblis menambahkan mani kedalam kendi Ibu Hawa dan menyihirnya menjadi seorang bayi laki2 maka Ibu Hawa tidak tega membuangnya... Bayi tersebut dibawa kerumah. Melihat hal itu Nabi Adam terkejut.
Ibu Hawa menjelaskan kalau anak yang dibawanya itu adalah hasil sihiran Iblis dan karena tidak tega maka Ibu Hawa membawanya pulang.

Bayi Nabi Adam dan Bayi hasil sihiran iblis keduanya diberi nama Sis.

Waktu berlalu...
Kedua bayi tumbuh menjadi seorang remaja.
Semula wajah mereka dapat dibedakan akan tetapi menginjak usia ini tidak ada yang bisa dibedakan baik wajah, rambut dll... Nabi Adam bingung. Mana anak kandungnya dan mana yang merupakan anak iblis.

Akhirnya Nabi Adam "curhat" kepada Malaikat Jibril untuk memecahkan masalah ini.

3. Cara membedakan keduanya

Ketika Nabi Adam bingung dengan hal itu maka beliau 'curhat' kepada malaikat Jibril...
"Jibril, apakah engkau tahu mana diantara mereka yang merupakan anakku dan mana yang merupakan anak dari iblis?"
"Saya tahu Wahai Nabi Adam...akan tetapi saya tidak boleh menunjuknya secara langsung karena jika saya menunjukkannya langsung maka saya termasuk su'udzan.
"Lalu bagaimana ini?
"Begini saja..."
Malaikat Jibril menjelaskan rencananya untuk menunjukkan mana yang merupakan anak kandung Nabi Adam dan mana yang merupakan anak Iblis. Nabi Adam memanggil anaknya dan memerintahkan anaknya seperti yang dikatakan Malaikat Jibril.
"Sis...salah satu dari kalian adalah anak kandungku...saya tidak mau su'udzan untuk langsung menunjuk salah satu...jika kalian bisa menggambarkan tentang Surga maka itulah anakku dan jika tidak sanggup maka jangan pulang ke rumah..."
Berpencarlah keduanya untuk mencari jawaban...

Di tengah hutan Anak Nabi Adam yang sedang menangis ditemui oleh Malaikat Jibril yang menjelma sebagai orang yang sudah tua...
Kemudian Malaikat Jibril memberitahu kepadanya gambaran tentang Surga...
Akan tetapi di satu sisi Anak Iblis yang sedang menangis ditemui oleh Iblis yang menjelma sebagai orang yang sudah tua dan mengajarinya tentang gambaran Surga...
Lalu pulanglah keduanya dan menceritakan gambaran tentang Surga kepada Nabi Adam...
"...Loh...ternyata kalian berdua bisa menjawabnya... Ya sudah, kalian memang anakku..."
Karena masih bingung dan penasaran maka Nabi Adam 'curhat' lagi kepada Malaikat Jibril...
"Wahai Jibril... rencanamu telah gagal..."
Malaikat Jibril kaget mendengar ucapan Nabi Adam tersebut.
"Wah...pasti Iblis telah membantunya... Kalau begitu begini saja Nabi Adam..."
Malaikat Jibril mengusulkan untuk memberi tugas Anak Nabi Adam untuk menggambarkan Neraka dengan asumsi bahwa Iblis tak akan menceritakan kepada anaknya tentang kepedihan Neraka [Na'udzubillaah]...sedangkan malaikat Jibril akan mengajari anak Nabi Adam tentang gambaran Neraka...
 Kemudian Nabi Adam kembali memanggil anaknya dan menugaskan kepada keduanya untuk mencari jawabannya... Keduanya lalu berpencar untuk mencari jawabannya... Dengan wujud orang tua, Malaikat Jibril menemui Anak Nabi Adam (yang sedang menangis) dan mengajarinya gambaran tentang neraka.
Di lain sisi ternyata Iblis menemui anaknya (yang sedang menangis) dengan wujud orang tua dan dengan bangganya Iblis menceritakan tentang Neraka karena Neraka adalah tempatnya...
Lalu keduanya pulang dan memberikan jawabannya masing-masing...
Nabi Adam terkejut dan kembali lagi harus mengakui keduanya. Lalu beliau 'curhat' lagi kepada Malaikat Jibril...
"Rencanamu gagal lagi wahai Jibril..."
"Sebentar Nabi Adam, saya mau 'sowan' kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk mencari solusi permasalahan ini..."
Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyuruh Malaikat Jibril untuk memberi tahu Nabi Adam...
"Jibril...!!! Beri tahu kepada Adam bahwa ada yang Iblis tidak berani berkata..."
"Apakah itu Yaa Allah?"... 
"Katakan kepadanya bahwa diatas pintu surga ada tulisan apa..."
Kemudian malaikat Jibril menyampaikan apa yang telah diperintahkan Allah SWT...
Dipanggillah kedua anak tersebut.
"Sis...ini semester ketiga...semester terakhir... Diatas pintu surga itu ada tulisan, tugas kalian adalah mencari apa tulisan yang tertulis disitu. Jika bisa mendapatkan jawabannya maka itulah yang akan menjadi anakku..."
Berpencarlah keduanya...
Dengan cara yang sama malaikat Jibril mengajari anak Nabi Adam sehingga ia pulang dengan mendapatkan jawaban.
"Ayah, diatas pintu surga ada tulisan LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMAD RASUULULLAH".
"Iya Nak, benar jawabanmu karena disitulah dulu ayahmu ini tinggal dan akan kembali lagi kesana."
Di tempat yang lain dengan cara yang sama iblis menemui anaknya yang sedang menangis.
"Kenapa kamu menangis?"
"Saya disuruh ayah untuk mencari apa tulisan yang ada diatas pintu surga."
"Waduh, saya tidak berani mengucapkan itu. Saya sudah bersumpah untuk mengingkarinya."
Ternyata iblis tidak berani mengucapkan syahadatain karena jika mengucapkannya maka ia akan masuk Islam sedangkan ia sudah terlaknat dan tidak akan mengingkari sumpahnya.
"Ya sudah jangan khawatir. Kalau memang kamu tidak dianggap anak ikutlah denganku. Saya buatkan kerajaan untukmu di puncak gunung Himalaya. [Nabi Adam hidup di lereng gunung Himalaya, di daerah Utarkaz] Akan aku ajarkan kepadamu ilmu sihir, tenung, santet dan ilmu lainnya. Dan mulai sekarang namamu adalah Sang Hyang Sis." 
 Demikianlah Sang Hyang Sis adalah manusia yang bernasab Iblis. Ia memiliki keturunan yaitu Sang Hyang Nur Cahyo, mempunyai keturunan lagi Sang Hyang Nur Rasa lalu mempunyai keturunan Sang Hyang Witri lalu mempunyai keturunan Sang Hyang Wenang lalu mempunyai keturunan Sang Hyang Tunggal lalu mempunyai keturunan Bethara Guru, Semar, Togok dll
Wallaahu A'lam bishshawab...

JADI SANG HYANG SIS ADALAH ANAK IBLIS YANG SUDAH MENJELMA MENJADI MANUSIA. Sehingga manusia sekarang sudah kecampuran "darah" iblis ataupun syetan.


AGAR TERHINDAR DARI GANGGUAN IBLIS dan SYETAN MAKA BACALAH BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM SEBELUM JIMA' dengan istri sendiri... [Jangan asal tancap gas wae...hehehe]...

Atau dengan  DO’A SEBELUM MELAKUKAN SENGGAMA (JIMA') :
“BISMILLAHI ALLOHUMMA JANNIBNASY SYAITHONA WAJANNIBISYAITHONA MAA ROZAQTANA“ 
Artinya : “ dengan menyebut asma alloh , jauhkanlah diri kami dari setan, dan jauhkan setan dari sesuatu yg telah engkau rizqikan kepada kami. "
 Baca kaifiyyah jima' disini : http://kiss-donk.blogspot.com/2013/09/0046-qurratul-uyun-kaifiyyatul-jima.html

Dikutip dari : Pengajian "Khasiat Bismillah" oleh KH. Abdul Ghafur Pengasuh Pon. Pes Sunan Drajat Lamongan.

 

Baca juga keterangan lainnya disini :

1. http://albanjari-aljadid.blogspot.com/2011/12/tradisi-islam-jawa.html
(dalam Babad Tanah Jawi)
"...
Sis berputrakan Nur-cahyo, nur-cahyo berputrakan nur-rasa, nur-rasa berputrakan sang hyang tunggal…. Istana batara guru di sebut Sura laya (nama taman firdaus Hindu)..."

Nabi Sis 
Anwar atanapi Sanghiang Nur Cahya
Sanghiang Nur Rasa 
Sanghiang Wenang
Sanghiang Tunggal 
Sanghiang Batara Guru
Sanghiang Batara Wisnu 
Bagawan Sakri
Bagawan Palasara
Bagawan Abiyasa 
Prabu Pandudewanata
Arjuna 
Abimanyu
Parikesit 
Udrayana
Gandra yana
Pancadrya 
Paryamon
Suma wicitra 
Prabu Sang Jaya Miruda
Prabu Sang Jaya Mijaya 
Prabu Sang Patra Wijaya
Prabu Sri maha Punggung
Prabu Kandi Yawan 
Prabu Kuripan
Maharaja Dewa Kusumah 
Prabu panji mara bangun
prabu Panji Kuda Lalean 
Prabu Munding Sari
Prabu Munding Wangi 
Prabu Ciung Wanara
Guru Minda 
Prabu Lingga Hiang
Prabu Lingga Wastu 
prabu Lingga Wesi
prabu Cakra Wati 
Prabu Angga larang
Prabu Siliwangi 
Prabu Munding Sari Ageung
Prabu Munding Sari Leutik 
Prabu Pucuk Umun
Sunan Parung Gangsa,Dipati Wanaperih,Sunan Ciburang  
Dalem Aria Wangsa Goparana..."